IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu :
Ø Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Ø Komisi Masyarakat Eropa (EC)
Ø Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC)
Ø Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC)
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
╗ Penerapan IFRS
Semua persiapan ke arah sana harus diselesaikan karena ini akan dimulai pada 1 Januari 2012. Coba dilihat dampak pada biayanya karena pengalihan standar akan menyebabkan timbulnya ongkos tambahan,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (5/5), saat menjadi pembicara kunci dalam seminar ”IFRS, Penerapan dan Aspek Perpajakannya”.Menurut Sri Mulyani, konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini.”Kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu itu perlu dilakukan,” ujarnya. Selain IFRS, kutub standar akuntansi yang berlaku di dunia saat ini adalah United States General Accepted Accounting Principles (US GAAP).Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.
╗ Manfaat Penerapan IFRS
Ø meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
Ø mengurangi biaya SAK.
Ø meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
Ø meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
Ø meningkatkan transparansi keuangan.
Ø menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
Ø meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
╗ Sejarah IFRS
Saat ini IFRS merupakan trend pembahasan yang sangat popular, karena adanya wacana penerapan standar akuntansi keuangan berbasis IFRS pada tahun 2012 nanti. Proses ini biasa disebut dengan berbagai istilah seperti konvergensi, harmonisasi, adaptasi atau adopsi, yang sebenarnya memiliki arti yang tidak sama. Arti konvergensi yang diambil dari kata convergence adalah keadaan menuju satu titik pertemuan memusat (lihat http://www.artikata.com/arti-336173-konvergensi.html diakses 16/08/2011). Sehingga proses konvergensi PSAK ke IFRS dapat diartikan sebagai PSAK akan dibawa ke satu titik pertemuan dengan IFRS. Ada 3 cara melakukan proses konvergensi yaitu dengan :
1. Adaptasi==>Membuat standar akuntansi sendiri yang disesuaikan dengan IFRS
2. Adopsi==>Mengambil dan memakai langsung standard dari IFRS
3. Harmonisasi==>Membuat standar akuntansi sendiri yang tidak bertentangan dengan IFRS
Jadi sebenarnya Indonesia mengambil cara ke-2 yaitu adopsi, namun dengan membuat beberapa penyesuaian dengan kondisi di Indonesia. Kemudian banyak pelaku bisnis dan penyusun laporan keuangan bertanya, sejak kapan sebenarnya IFRS itu ada ? Siapa lembaga penyusun dan penerbit standarnya dan apa sebenarnya bedanya dengan International Accounting Standards (IAS).
╗ TONGGAK SEJARAH TERKAIT INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) ATAU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)
╟ Tahun 1966
Sejarah International Accounting Standards (IAS) dimulai pada tahun ini dengan pengajuan proposal pembentukan kelompok studi yang beranggotakan the Institute of Chartered Accountants of England & Wales (ICAEW), American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA). Proposal ini pada tahun 1967 disetujui dengan dibentuknya Accountants International Study Group (AISG).Tahun 1973International Accounting Standard Committee (IASC) dibentuk secara resmi, dengan maksud dan pesan sponsor yang jelas, bahwa semua standard akuntansi internasional yang akan diterbitkan oleh badan ini harus memenuhi syarat yaitu “be capable of rapid acceptance and implementation world-wide”.Dalam 27 tahun umurnya, IASC menerbitkan 41 standar yang dikenal dengan IAS.
╟ Tahun 1997
Dibentuk suatu badan interpretasi yang disebut dengan Standing Interpretation Committee (SIC), yang memiliki tugas mempertimbangkan perdebatan atas isu yang timbul menyangkut suatu standard, dan menyusun suatu panduan untuk menyelesaikan perdebatan tersebut. Interpretasi yang diterbitkan oleh badan ini berjumlah 33 SIC sepanjang umur hidupnya.
╟ Tahun 2000
Pada bulan Mei tahun ini, IOSCO (International Organisation of Securities Commissions) menyetujui penggunaan IAS untuk penerbitan saham antar Negara (cross border listing) dengan press release 17 May 2000.
╟ Tahun 2001
Pada bulan April tahun ini, IASC melakukan restrukturisasi dengan membentuk IASB (International Accounting Standard Board) yang akan menjadi pengganti IASC sebagai standard setter, sementara IASC menjadi foundation. Pada saat ini juga diputuskan bahwa IASB akan melanjutkan pengembangan IAS yang telah diterbitkan sebelumnya, dan memberi nama standard baru yang diterbitkannya dengan nama IFRS (International Financial Reporting Standards). IAS yang belum digantikan dengan IFRS tetap berlaku. Standar pertama yang merupakan produk IASB adalah IFRS 1 : First Time Adoption of IFRS tahun 2003. Sedangkan komite penerbit interpretasi berganti nama dari SIC menjadi IFRIC (International Financial Reporting Interpretation Committee) pada bulan Juli dan sejak itu menerbitkan IFRIC interpretation. Pada tahun 2010 komite ini berganti nama lagi menjadiIFRS Interpretation Committee.
Ö Adopsi atau Harmonisasi?
Adopsi penuh dan harmonisasi terhadap IFRS memiliki arti yang berbeda. Adopsi penuh adalah mengadopsi secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu Negara. Berbeda dengan adopsi penuh, harmonisasi IFRS memiliki sifat lebih fleksibel dan terbuka. Harmonisasi standar pertama kali dikenalkan oleh European Commision (EC). Harmonisasi, berarti juga sebagai sekelompok Negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus di ungkapkan.
Sedangkan bagi Indonesia terhadap IFRS, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi IAS. Meskipun dengan adanya IFRS tidak semua Negara dapat menerima yang disebabkan dengan perbedaan-perbedaan ditiap Negara. Namun tetap perlu adanya yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Ö Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable) sepanjang periode yang disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Ö Manfaat adopsi IFRS
Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan `keuangan telah di anggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Menurut Marsini Purba dalm bukunya yang berjudul “ International Financial Reporting Standards”, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai negara. Hal ini memudahkan perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan banyak dana dan sumber dana setiap tahunnya dan juga dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional.
Membuat perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan membuat perusahaan dimengerti oleh global market (pasar dunia). The Big-4 Accounting Firm mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia. Dengan Indonesia mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberi manfaat:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 mengatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
6. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Ö Perbandingan Standar Akuntansi Keuangan: Indonesia, Amerika Serikat, dan Internasional
Untuk melihat terjadinya perbedaan praktek akuntansi di berbagai negara di dunia ini, berikut ini disampaikan contoh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia, Amerika Serikat (Financial Accounting Standard Board/FASB) dan Stadar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard/IAS) atau International Financial Report Standard (IFRS).
1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang tentu saja sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat maupun negara maju lainnya baik dalam praktek bisnis maupun standar dan praktek akuntansinya. Praktek bisnis yang telah berkembang di negara maju dan telah dibuat standar akuntansinya namun praktek bisnis tersebut belum berkembang di Indonesia tentu saja belum memerlukan standar akuntansi. Sementara praktek bisnis yang berkembang di Indonesia namun tidak berkembang di negara lainnya termasuk di negara-negara maju, maka dibuat standar akuntansinya seperti standar akuntansi untuk perbankan syariah.
2. Standar Akuntansi Keuangan Amerika Serikat
Amerika merupakan salah satu Negara maju di dunia yang mempunyai pengaruh politik, ekonomi, sosial budaya termasuk akuntansi terhadap sesama Negara maju maupun Negara berkembang sangat kuat. Dapat diibaratkan apa yang terjadi di Amerika sekarang secara perlahan atau cepat akan ditiru di Negara lain. Khusus mengenai praktek bisnis di Amerika berkembang begitu pesat yang pada akhirnya memerlukan standard praktek akuntansi yang berkembang pula sesuai dengan perkembangan bisnis yang terjadi. Bila dibandingkan dengan Standar Akuntansi Keungan Indonesia maupun Standar Akuntansi Internasional maka standar akuntansi keuangan di Amerika jauh lebih banyak akibat praktek bisnis yang memang lebih beragam.
3. Standar Akuntansi Internasional (IAS / IFRS)
International Accounting Standard/International Financial Reporting Standard dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board atau Badan Standar Akuntansi Internasional. Mengingat tujuan penyusunan standar akuntansi tersebut untuk dapat dipergunakan sebanyak mungking negara di dunia maka dalam penyusunan standar akuntansi tertentu saja Badan Standar Akuntansi Internasionalmempertimbangkan kondisi sebagian besar negara sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. Bila kita bandingkan dengan standar akuntansi Amerika maka dari segi jumlah standar yang dikeluarkan Badan Standar Akuntansi Internasional jauh lebih sedikit karena memang mereka tidak mengacu pada perkembangan bisnis dan kebutuhan akuntansi di Amerika saja melainkan pada sebagian besar negara sehingga standar akuntansi yang mereka keluarkan dapat diadopsi baik sebagian maupun sepenuhnya. Ketiga standar akuntansi tersebut baik yang berlaku di Indonesia, Amerika Serikat, dan standar Internasional, maka secara kuantitas jelas tampak perbedaan yang nyata. Bila melihat dari segi jumlah standar maka standar akuntansi di Indonesia bila dibandingkan dengan Amerika Serikat hanya kurang lebih sepertiganya saja sementara bila dibandingkan dengan standar akuntansi internasional standar akuntansi di Indonesia lebih banyak. Perbedaan jumlah standar akuntansi di Amerika yang jauh lebih banyak dari Indonesia dapat dijelaskan bahwa tingkat perkembangan ekonomi Amerika jauh lebih maju bila dibandingkan dengan Indonesia sehingga di Amerika telah berkembang berbagai jenis instrumen yang dapat dikategorikan ke dalam rekening harta, kewajiban, maupun ekuitas.
Sementara bila di Indonesia ada standar akuntansi yang sudah berlaku di Amerika tetapi belum ada di Indonesia menunjukkan bahwa untuk Indonesia hal tersebut masih dipandang belum mendesak atau penting mengingat frekuensi terjadinya masih rendah atau bahkan belum timbul sama sekali. Sementara standar akuntansi internasional yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan Amerika bahkan Indonesia dapat dijelaskan bahwa standar akuntansi internasional berusaha sebanyak mungkin dapat mengadopsi berbagai keragaman standar akuntansi di berbagai negara di dunia. Standar akuntansi internasional tersebut diharapkan banyak negara yang dapat mengadopsi atau menggunakan standar yang ada untuk diberlakukan di negara masing-masing. Semakin banyaknya negara yang menggunakan standar akuntansi internasional berarti telah terjadi penyeragaman standar akuntansi meskipun belum sepenuhnya, mengingat seperti di Amerika berarti masih ada standar akuntansi lainnya yang belum tercakup dalam standar akuntansi internasional.
Ö Perkembangan Harmonisasi Akuntansi Internasional
Usaha untuk mengharmonisasikan akuntansi secara internasional sudah dimulai sejak lama bahkan sebelum terbentuknya International Accounting Standard Commitee (IASC) didirikan pada tahun 1973. Pada tahun 1959, Jacob Krayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai. Pada tahun 1976, Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development - OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk ”Pengungkapan Informasi”.
Tahun 1978 Komisi Masyarakat Eropa mengeluarkan Dekrit Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa. Pada tahun 1981 IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi non anggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional. Di tahun 1984, Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris dan Irlandia menyesuaikan dengan akuntansi internasional. Tahun 2001 Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard Board–IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggungjawab per tanggal 1 April 2001. Standar IASB disebut Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Report Standard–IFRS) dan termasuk di dalamnya IAS yang dikeluarkan IASC. Di tahun 2002 Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan Uni Eropa yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Pada tahun yang sama IASB dan FASB menandatangani ” Perjanjian Norwalk ” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan Amerika Serikat.
Pada tahun 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada hari Selasa, 23 Desember 2008 dalam rangka Ulang tahunnya ke-51 mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi terhadap IFRS.
International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia. Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.
Ö Kendala adopsi IFRS di Indonesia
1. Kurang siapnya infrastruktur.
2. Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
3. Kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Dilihat dari minimnya pengajaran dan pembahasan topik-topik akuntansi keuangan terkait IFRS, karena IFRS belum dijadikan mata kuliah pokok program pendidikan akuntansi di Indonesia.
4. Proses penerjemahan IFRS menjadi PSAK. Terkadang membutuhkan waktu yang relatif lama dan terkadang juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber aslinya.
Ö Kesiapan Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh
Sejak tahun 1994, Indonesia sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS. PSAK dan ISAK yang diberlakukan sejak tahun 1994 adalah saduran dari IAS dan SIC yang diterbitkan sebelum tahun 1994. DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) yang berada dibawah IAI telah mencanangkan adopsi penuh IAS dan IFRS yang telah rampung pada tahun 2010 dan mulai menerapkannya di tahun 2012.
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS. Indonesia sebenarnya masih memiliki banyak regulasi yang tidak mendukung sehingga adopsi penuh IFRS sulit dilakukan.
Berdasarkan proposal konvergensi yang telah dikeluarkan IAI, proses adopsi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Tahap adopsi, yaitu dengan mengadopsi seluruh IFRS terakhir kedalam PSAK pada tahun 2008-2010.
2. Tahap persiapan, yaitu penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS pada tahun 2011.
3. Tahap implementasi, yaitu penerapan PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik pada tahun 2012.
Jadi, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka dilaporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen didalam perusahaan.
Ö Faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi di berbagai Negara
1. Lingkungan sosial
Horrison dan McKinnon (1986) mengembangkan suatu kerangka pikir untuk menjelaskan bagaimana sistem pelaporan akuntansi berubah. Berdasarkan kerangka tersebut, perubahan pada akuntansi merupakan produk dari interaksi kejadian-kejadian dilapangan dan interaksi antara praktik akuntansi dan lingkungan sosial.
2. Ekonomi
◘ Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari system akuntansi, antara lain dengan mulai memperhitungkan depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merk, goodwill, dan sumber daya manusia.
◘ Tingkat inflasi
Timbulnya hyperinflation di beberapa Negara dikawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan hystorical cost.
◘ Sumber pendanaan
Kebutuhan akan informasi dan pertanggungjawaban kepada public lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari pemegang saham eksternal dibandingkan dengan perusahaan dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga. ◘ Sistem perpajakan
Negara-negara seperti perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.
3. Politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada system akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik dinegara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat(Central Planning) atau swastanisasi (Private Interprises).
4. Budaya
Violet (1983) menyatakan bahwa bahasa merupakan variabel budaya yang paling penting. Bahasa merupakan pondasi untuk mempromosikan budaya. Memandang akuntansi adalah bahasa bisnis. Dari sini dapat disimpulkan bahwa prinsip akuntansi akan bervariasi tergantung dari variasi budaya yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan.
Ö Implikasi Bagi Standar dan Praktek Akuntansi, serta Solusi terhadap Penerapan IFRS di Indonesia
Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bisnis internasional atau global tentu saja juga akan menghadapi permasalahan dalam standar maupun praktek akuntansinya yang mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangan akuntansi yang berlaku secara internasional. Beberapa negara maju antara lain Perancis telah memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk menggunakan standar akuntansi Perancis maupun standar akuntansi internasional yaitu Ineternational Financial Report Standard yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board. Pemberian kebebasan kepada perusahaan untuk menggunakan IFRS tentu saja dapat menjadi kecenderungan bagi negara lainnya yang pada akhirnya akan mendorong penggunaan IFRS secara meluas di berbagai negara termasuk Indonesia.
Namun demikian merujuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi praktek akuntansi, maka Indonesia tidak dengan serta merta mengadopsi IFRS secara penuh atau mutlak mengingat perbedaan faktor pendukung sehingga harus dilakukan kajian terlebih dahulu standar mana yang sudah dapat diadopsi dan diterapkan di Indonesia dan standar mana yang belum dapat diadopsi untuk diterapkan di Indonesia, dengan demikian penerapan IFRS dibatasi terlebih dahulu hanya pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai kemampuan penyesuaian tinggi terhadap perubahan penggunaan standar yang berlaku di Indonesia ke IFRS. Perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan perusahaan yang telah go publik mungkin merupakan perusahaan-perusahaan yang telah siap beralih dari penggunaan standar akuntansi Indonesia ke dalam standar akuntansi internasional mengingat selama ini mereka telah berinteraksi dengan investor, kreditor dan badan-badan internasional. Hal ini mengingat di Indonesia terdapat heteroginitas perusahaan dari perusahaan skala mikro, kecil, menengah hingga yang besar.
Perbedaan karakteristik perusahaan ini tentu saja menuntut pemberlakukan standar akuntansi yang berbeda sehingga masing-masing kelompok perusahaan dapat memilih standar akuntansi sesuai dengan karakteristik perusahaan. Khusus mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah misalnya saat ini sedang pada tahap penyerapan aspirasi dari berbagai pihak yang berkepentingan guna penerapan standar akuntansi bagi usaha mikro, kecil dan menengah, maka pada satu sisi Indonesia dapat menerima dan mengadopsi standar akuntansi yang berlaku secara internasional sehingga akan meningkatkan daya banding laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Sementara di sisi yang lain Indonesia masih dapat memberikan ruang gerak bagi penerapan standar yang bersifat nasional bagi perusahaan-perusahaan yang secara teknis belum dapat menyesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Struktur IFRS :
IFRS dianggap sebagai 'prinsip berdasarkan' set standar dalam bahwa mereka menetapkan aturan-aturan yang luas serta mendikte perawatan khusus. Standar Pelaporan Keuangan Internasional terdiri dari:
○ Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)-standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001.
○ Standar Akuntansi Internasional (IAS)-standar yang dikeluarkan sebelum 2001.
○ Interpretasi berasal dari Pelaporan Keuangan Internasional Komite Interpretasi (IFRIC)-yang diterbitkan setelah tahun 2001.
○ Interpretasi Standing Committee (SIC)-yang diterbitkan sebelum 2001.
○ Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (1989).
Sumber-sumber :
≡http://stefanusariyanto.wordpress.com/2011/08/18/sejarah-international-financial-reporting-standards-ifrs/
≡http://irma-yuni.blogspot.com/2012/06/makalah-ifrs.html
≡http://sj-jamil.blogspot.com/2011/10/makalah-standar-pelaporan-keuangan.html
Ø Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Ø Komisi Masyarakat Eropa (EC)
Ø Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC)
Ø Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC)
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
╗ Penerapan IFRS
Semua persiapan ke arah sana harus diselesaikan karena ini akan dimulai pada 1 Januari 2012. Coba dilihat dampak pada biayanya karena pengalihan standar akan menyebabkan timbulnya ongkos tambahan,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (5/5), saat menjadi pembicara kunci dalam seminar ”IFRS, Penerapan dan Aspek Perpajakannya”.Menurut Sri Mulyani, konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini.”Kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu itu perlu dilakukan,” ujarnya. Selain IFRS, kutub standar akuntansi yang berlaku di dunia saat ini adalah United States General Accepted Accounting Principles (US GAAP).Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.
╗ Manfaat Penerapan IFRS
Ø meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
Ø mengurangi biaya SAK.
Ø meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
Ø meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
Ø meningkatkan transparansi keuangan.
Ø menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
Ø meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
╗ Sejarah IFRS
Saat ini IFRS merupakan trend pembahasan yang sangat popular, karena adanya wacana penerapan standar akuntansi keuangan berbasis IFRS pada tahun 2012 nanti. Proses ini biasa disebut dengan berbagai istilah seperti konvergensi, harmonisasi, adaptasi atau adopsi, yang sebenarnya memiliki arti yang tidak sama. Arti konvergensi yang diambil dari kata convergence adalah keadaan menuju satu titik pertemuan memusat (lihat http://www.artikata.com/arti-336173-konvergensi.html diakses 16/08/2011). Sehingga proses konvergensi PSAK ke IFRS dapat diartikan sebagai PSAK akan dibawa ke satu titik pertemuan dengan IFRS. Ada 3 cara melakukan proses konvergensi yaitu dengan :
1. Adaptasi==>Membuat standar akuntansi sendiri yang disesuaikan dengan IFRS
2. Adopsi==>Mengambil dan memakai langsung standard dari IFRS
3. Harmonisasi==>Membuat standar akuntansi sendiri yang tidak bertentangan dengan IFRS
Jadi sebenarnya Indonesia mengambil cara ke-2 yaitu adopsi, namun dengan membuat beberapa penyesuaian dengan kondisi di Indonesia. Kemudian banyak pelaku bisnis dan penyusun laporan keuangan bertanya, sejak kapan sebenarnya IFRS itu ada ? Siapa lembaga penyusun dan penerbit standarnya dan apa sebenarnya bedanya dengan International Accounting Standards (IAS).
╗ TONGGAK SEJARAH TERKAIT INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) ATAU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)
╟ Tahun 1966
Sejarah International Accounting Standards (IAS) dimulai pada tahun ini dengan pengajuan proposal pembentukan kelompok studi yang beranggotakan the Institute of Chartered Accountants of England & Wales (ICAEW), American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA). Proposal ini pada tahun 1967 disetujui dengan dibentuknya Accountants International Study Group (AISG).Tahun 1973International Accounting Standard Committee (IASC) dibentuk secara resmi, dengan maksud dan pesan sponsor yang jelas, bahwa semua standard akuntansi internasional yang akan diterbitkan oleh badan ini harus memenuhi syarat yaitu “be capable of rapid acceptance and implementation world-wide”.Dalam 27 tahun umurnya, IASC menerbitkan 41 standar yang dikenal dengan IAS.
╟ Tahun 1997
Dibentuk suatu badan interpretasi yang disebut dengan Standing Interpretation Committee (SIC), yang memiliki tugas mempertimbangkan perdebatan atas isu yang timbul menyangkut suatu standard, dan menyusun suatu panduan untuk menyelesaikan perdebatan tersebut. Interpretasi yang diterbitkan oleh badan ini berjumlah 33 SIC sepanjang umur hidupnya.
╟ Tahun 2000
Pada bulan Mei tahun ini, IOSCO (International Organisation of Securities Commissions) menyetujui penggunaan IAS untuk penerbitan saham antar Negara (cross border listing) dengan press release 17 May 2000.
╟ Tahun 2001
Pada bulan April tahun ini, IASC melakukan restrukturisasi dengan membentuk IASB (International Accounting Standard Board) yang akan menjadi pengganti IASC sebagai standard setter, sementara IASC menjadi foundation. Pada saat ini juga diputuskan bahwa IASB akan melanjutkan pengembangan IAS yang telah diterbitkan sebelumnya, dan memberi nama standard baru yang diterbitkannya dengan nama IFRS (International Financial Reporting Standards). IAS yang belum digantikan dengan IFRS tetap berlaku. Standar pertama yang merupakan produk IASB adalah IFRS 1 : First Time Adoption of IFRS tahun 2003. Sedangkan komite penerbit interpretasi berganti nama dari SIC menjadi IFRIC (International Financial Reporting Interpretation Committee) pada bulan Juli dan sejak itu menerbitkan IFRIC interpretation. Pada tahun 2010 komite ini berganti nama lagi menjadiIFRS Interpretation Committee.
Ö Adopsi atau Harmonisasi?
Adopsi penuh dan harmonisasi terhadap IFRS memiliki arti yang berbeda. Adopsi penuh adalah mengadopsi secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu Negara. Berbeda dengan adopsi penuh, harmonisasi IFRS memiliki sifat lebih fleksibel dan terbuka. Harmonisasi standar pertama kali dikenalkan oleh European Commision (EC). Harmonisasi, berarti juga sebagai sekelompok Negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus di ungkapkan.
Sedangkan bagi Indonesia terhadap IFRS, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi IAS. Meskipun dengan adanya IFRS tidak semua Negara dapat menerima yang disebabkan dengan perbedaan-perbedaan ditiap Negara. Namun tetap perlu adanya yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Ö Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable) sepanjang periode yang disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Ö Manfaat adopsi IFRS
Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan `keuangan telah di anggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Menurut Marsini Purba dalm bukunya yang berjudul “ International Financial Reporting Standards”, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai negara. Hal ini memudahkan perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan banyak dana dan sumber dana setiap tahunnya dan juga dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional.
Membuat perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan membuat perusahaan dimengerti oleh global market (pasar dunia). The Big-4 Accounting Firm mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia. Dengan Indonesia mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberi manfaat:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 mengatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
6. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Untuk melihat terjadinya perbedaan praktek akuntansi di berbagai negara di dunia ini, berikut ini disampaikan contoh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia, Amerika Serikat (Financial Accounting Standard Board/FASB) dan Stadar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard/IAS) atau International Financial Report Standard (IFRS).
1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang tentu saja sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat maupun negara maju lainnya baik dalam praktek bisnis maupun standar dan praktek akuntansinya. Praktek bisnis yang telah berkembang di negara maju dan telah dibuat standar akuntansinya namun praktek bisnis tersebut belum berkembang di Indonesia tentu saja belum memerlukan standar akuntansi. Sementara praktek bisnis yang berkembang di Indonesia namun tidak berkembang di negara lainnya termasuk di negara-negara maju, maka dibuat standar akuntansinya seperti standar akuntansi untuk perbankan syariah.
2. Standar Akuntansi Keuangan Amerika Serikat
Amerika merupakan salah satu Negara maju di dunia yang mempunyai pengaruh politik, ekonomi, sosial budaya termasuk akuntansi terhadap sesama Negara maju maupun Negara berkembang sangat kuat. Dapat diibaratkan apa yang terjadi di Amerika sekarang secara perlahan atau cepat akan ditiru di Negara lain. Khusus mengenai praktek bisnis di Amerika berkembang begitu pesat yang pada akhirnya memerlukan standard praktek akuntansi yang berkembang pula sesuai dengan perkembangan bisnis yang terjadi. Bila dibandingkan dengan Standar Akuntansi Keungan Indonesia maupun Standar Akuntansi Internasional maka standar akuntansi keuangan di Amerika jauh lebih banyak akibat praktek bisnis yang memang lebih beragam.
3. Standar Akuntansi Internasional (IAS / IFRS)
International Accounting Standard/International Financial Reporting Standard dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board atau Badan Standar Akuntansi Internasional. Mengingat tujuan penyusunan standar akuntansi tersebut untuk dapat dipergunakan sebanyak mungking negara di dunia maka dalam penyusunan standar akuntansi tertentu saja Badan Standar Akuntansi Internasionalmempertimbangkan kondisi sebagian besar negara sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. Bila kita bandingkan dengan standar akuntansi Amerika maka dari segi jumlah standar yang dikeluarkan Badan Standar Akuntansi Internasional jauh lebih sedikit karena memang mereka tidak mengacu pada perkembangan bisnis dan kebutuhan akuntansi di Amerika saja melainkan pada sebagian besar negara sehingga standar akuntansi yang mereka keluarkan dapat diadopsi baik sebagian maupun sepenuhnya. Ketiga standar akuntansi tersebut baik yang berlaku di Indonesia, Amerika Serikat, dan standar Internasional, maka secara kuantitas jelas tampak perbedaan yang nyata. Bila melihat dari segi jumlah standar maka standar akuntansi di Indonesia bila dibandingkan dengan Amerika Serikat hanya kurang lebih sepertiganya saja sementara bila dibandingkan dengan standar akuntansi internasional standar akuntansi di Indonesia lebih banyak. Perbedaan jumlah standar akuntansi di Amerika yang jauh lebih banyak dari Indonesia dapat dijelaskan bahwa tingkat perkembangan ekonomi Amerika jauh lebih maju bila dibandingkan dengan Indonesia sehingga di Amerika telah berkembang berbagai jenis instrumen yang dapat dikategorikan ke dalam rekening harta, kewajiban, maupun ekuitas.
Sementara bila di Indonesia ada standar akuntansi yang sudah berlaku di Amerika tetapi belum ada di Indonesia menunjukkan bahwa untuk Indonesia hal tersebut masih dipandang belum mendesak atau penting mengingat frekuensi terjadinya masih rendah atau bahkan belum timbul sama sekali. Sementara standar akuntansi internasional yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan Amerika bahkan Indonesia dapat dijelaskan bahwa standar akuntansi internasional berusaha sebanyak mungkin dapat mengadopsi berbagai keragaman standar akuntansi di berbagai negara di dunia. Standar akuntansi internasional tersebut diharapkan banyak negara yang dapat mengadopsi atau menggunakan standar yang ada untuk diberlakukan di negara masing-masing. Semakin banyaknya negara yang menggunakan standar akuntansi internasional berarti telah terjadi penyeragaman standar akuntansi meskipun belum sepenuhnya, mengingat seperti di Amerika berarti masih ada standar akuntansi lainnya yang belum tercakup dalam standar akuntansi internasional.
Ö Perkembangan Harmonisasi Akuntansi Internasional
Usaha untuk mengharmonisasikan akuntansi secara internasional sudah dimulai sejak lama bahkan sebelum terbentuknya International Accounting Standard Commitee (IASC) didirikan pada tahun 1973. Pada tahun 1959, Jacob Krayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai. Pada tahun 1976, Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development - OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk ”Pengungkapan Informasi”.
Tahun 1978 Komisi Masyarakat Eropa mengeluarkan Dekrit Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa. Pada tahun 1981 IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi non anggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional. Di tahun 1984, Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris dan Irlandia menyesuaikan dengan akuntansi internasional. Tahun 2001 Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard Board–IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggungjawab per tanggal 1 April 2001. Standar IASB disebut Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Report Standard–IFRS) dan termasuk di dalamnya IAS yang dikeluarkan IASC. Di tahun 2002 Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan Uni Eropa yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Pada tahun yang sama IASB dan FASB menandatangani ” Perjanjian Norwalk ” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan Amerika Serikat.
Pada tahun 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada hari Selasa, 23 Desember 2008 dalam rangka Ulang tahunnya ke-51 mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi terhadap IFRS.
International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia. Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.
Ö Kendala adopsi IFRS di Indonesia
1. Kurang siapnya infrastruktur.
2. Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
3. Kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Dilihat dari minimnya pengajaran dan pembahasan topik-topik akuntansi keuangan terkait IFRS, karena IFRS belum dijadikan mata kuliah pokok program pendidikan akuntansi di Indonesia.
4. Proses penerjemahan IFRS menjadi PSAK. Terkadang membutuhkan waktu yang relatif lama dan terkadang juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber aslinya.
Sejak tahun 1994, Indonesia sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS. PSAK dan ISAK yang diberlakukan sejak tahun 1994 adalah saduran dari IAS dan SIC yang diterbitkan sebelum tahun 1994. DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) yang berada dibawah IAI telah mencanangkan adopsi penuh IAS dan IFRS yang telah rampung pada tahun 2010 dan mulai menerapkannya di tahun 2012.
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS. Indonesia sebenarnya masih memiliki banyak regulasi yang tidak mendukung sehingga adopsi penuh IFRS sulit dilakukan.
Berdasarkan proposal konvergensi yang telah dikeluarkan IAI, proses adopsi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Tahap adopsi, yaitu dengan mengadopsi seluruh IFRS terakhir kedalam PSAK pada tahun 2008-2010.
2. Tahap persiapan, yaitu penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS pada tahun 2011.
3. Tahap implementasi, yaitu penerapan PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik pada tahun 2012.
Ö Faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi di berbagai Negara
1. Lingkungan sosial
Horrison dan McKinnon (1986) mengembangkan suatu kerangka pikir untuk menjelaskan bagaimana sistem pelaporan akuntansi berubah. Berdasarkan kerangka tersebut, perubahan pada akuntansi merupakan produk dari interaksi kejadian-kejadian dilapangan dan interaksi antara praktik akuntansi dan lingkungan sosial.
2. Ekonomi
◘ Tingkat inflasi
◘ Sumber pendanaan
3. Politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada system akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik dinegara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat(Central Planning) atau swastanisasi (Private Interprises).
4. Budaya
Violet (1983) menyatakan bahwa bahasa merupakan variabel budaya yang paling penting. Bahasa merupakan pondasi untuk mempromosikan budaya. Memandang akuntansi adalah bahasa bisnis. Dari sini dapat disimpulkan bahwa prinsip akuntansi akan bervariasi tergantung dari variasi budaya yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan.
Ö Implikasi Bagi Standar dan Praktek Akuntansi, serta Solusi terhadap Penerapan IFRS di Indonesia
Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bisnis internasional atau global tentu saja juga akan menghadapi permasalahan dalam standar maupun praktek akuntansinya yang mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangan akuntansi yang berlaku secara internasional. Beberapa negara maju antara lain Perancis telah memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk menggunakan standar akuntansi Perancis maupun standar akuntansi internasional yaitu Ineternational Financial Report Standard yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board. Pemberian kebebasan kepada perusahaan untuk menggunakan IFRS tentu saja dapat menjadi kecenderungan bagi negara lainnya yang pada akhirnya akan mendorong penggunaan IFRS secara meluas di berbagai negara termasuk Indonesia.
Namun demikian merujuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi praktek akuntansi, maka Indonesia tidak dengan serta merta mengadopsi IFRS secara penuh atau mutlak mengingat perbedaan faktor pendukung sehingga harus dilakukan kajian terlebih dahulu standar mana yang sudah dapat diadopsi dan diterapkan di Indonesia dan standar mana yang belum dapat diadopsi untuk diterapkan di Indonesia, dengan demikian penerapan IFRS dibatasi terlebih dahulu hanya pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai kemampuan penyesuaian tinggi terhadap perubahan penggunaan standar yang berlaku di Indonesia ke IFRS. Perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan perusahaan yang telah go publik mungkin merupakan perusahaan-perusahaan yang telah siap beralih dari penggunaan standar akuntansi Indonesia ke dalam standar akuntansi internasional mengingat selama ini mereka telah berinteraksi dengan investor, kreditor dan badan-badan internasional. Hal ini mengingat di Indonesia terdapat heteroginitas perusahaan dari perusahaan skala mikro, kecil, menengah hingga yang besar.
Perbedaan karakteristik perusahaan ini tentu saja menuntut pemberlakukan standar akuntansi yang berbeda sehingga masing-masing kelompok perusahaan dapat memilih standar akuntansi sesuai dengan karakteristik perusahaan. Khusus mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah misalnya saat ini sedang pada tahap penyerapan aspirasi dari berbagai pihak yang berkepentingan guna penerapan standar akuntansi bagi usaha mikro, kecil dan menengah, maka pada satu sisi Indonesia dapat menerima dan mengadopsi standar akuntansi yang berlaku secara internasional sehingga akan meningkatkan daya banding laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Sementara di sisi yang lain Indonesia masih dapat memberikan ruang gerak bagi penerapan standar yang bersifat nasional bagi perusahaan-perusahaan yang secara teknis belum dapat menyesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Struktur IFRS :
IFRS dianggap sebagai 'prinsip berdasarkan' set standar dalam bahwa mereka menetapkan aturan-aturan yang luas serta mendikte perawatan khusus. Standar Pelaporan Keuangan Internasional terdiri dari:
○ Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)-standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001.
○ Standar Akuntansi Internasional (IAS)-standar yang dikeluarkan sebelum 2001.
○ Interpretasi berasal dari Pelaporan Keuangan Internasional Komite Interpretasi (IFRIC)-yang diterbitkan setelah tahun 2001.
○ Interpretasi Standing Committee (SIC)-yang diterbitkan sebelum 2001.
○ Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (1989).
Sumber-sumber :
≡http://stefanusariyanto.wordpress.com/2011/08/18/sejarah-international-financial-reporting-standards-ifrs/
≡http://irma-yuni.blogspot.com/2012/06/makalah-ifrs.html
≡http://sj-jamil.blogspot.com/2011/10/makalah-standar-pelaporan-keuangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar